Awalnya, bikin cerita kaya begini karna dapet tugas bikin animasi dari dosen olah citra (Bu Karmilasari) . Temanya "Friendship/Persahabatan"
Idenya yang membuat gue bikin ceritanya jadi kaya gini juga dari temen-temen yang lain .
Menampung semua ide-ide unik mereka dan akhirnya gue tuangkan dalam cerita fiksi ini :D
Bener-bener ga sanggup sebenernya ngerjain animasi dalam waktu 2 minggu dengan segala kebutaan tentang software pembuat animasi 2 dimensi semacem Adobe atau Macromedia (secara belum pernah mendalami juga) -____-
Meskipun kerjanya berkelompok, tapi ini bener-bener masa yang sulit bagi Kami . *plakk !
Akhirnya dari cerita inilah jadi sukses bikin animasi meskipun sampe tertatih-tatih dan justru malah diundur presentasinya (BAD DAY EVER !!) -__________-
Story ini pun saat diaplikasikan di animasinya banyak yang di potong, diubah sana sini. Banyak deh .
Karna keadaannya ga memungkinkan T___T
Tapi ini pure story yang pertama kali dibikin untuk animasinya :'D
Kali ini gue posting dulu storynya . Bertahap sampe nanti terakhir animasi dari kelompok Kita pun akan gue upload :D (y) (comming soon ~ ciaaa . XD)
***
Theme : Friendship
Title : “5 Sahabat The Movie – Insiden Buah
Apel”
Cast : Fitri, Debby, Yosua, Lia, Resti
Sabtu
pagi yang cerah ..
November
2001 ..
Di
sebuah taman yang unyu-unyu ..
Ada
5 sahabat yang sedang bermain dengan riang dan unyu-unyu pula. Mereka adalah
grup vokal yang terkenal pada masanya .. *lohh ?? ------///------
Mereka
adalah ..
Yosua Debby Resti Fitri Lia
Fitri
dan Debby suka sekali bermain permainan kartu (judi . XD) di gubuk (saung maksudnya) di bawah pohon apel. Yosua sangat suka
memanjat dan bergelayutan diatas pohon (entah apa tujuannya). Sedangkan Lia dan
Resti sangat suka bermain ayunan di sebelah pohon yang sering di panjat oleh
Yosua. Dimana ayunan tersebut sudah hampir lapuk dinaiki oleh mereka berdua.
Setiap
hari libur mereka selalu bermain bersama-sama di taman itu. Bermain tanpa dosa
.. berguling-guling diatas rumput yang unyu-unyu.
Hingga
pada suatu ketika, terjadi insiden yang membuat persahabatan mereka menjadi
retak. Masalah sepele memang, tapi percaya atau tidak itu benar-benar membuat
mereka menjadi jauh. Sangaaat jauh, lebih dari jalan kaki dari kampus E ke
kampus H buat Ilab .____.
***
Di
suatu pagi, mereka bermain seperti biasanya di taman unyu-unyu itu.
Fitri
dan Debby membawa mainan baru yang sedang ‘in’
di kalangan anak-anak waktu itu, I-Pad. Eeeeh kebagusan buat tahun 2001.
Maksudnya adalah Tamagotchi. Lia dan Resti masih dengan ayunan lapuknya,
bermain dengan unyu-unyu-nya disana. Dan Yosua ? ya ! Yosua sedang sibuk
memanjat pohon apel disana. Rupanya, Yosua sedang memetik buah apel yang berada
disekitarnya. Tidak terlalu banyak memang, tapi Yosua berencana untuk
membagikan kepada sahabat-sahabatnya.
Saking
senangnya, Yosua turun membawa apel-apel itu tanpa menghitungnya terlebih
dahulu. Yosua menggigit buah apel yang manis tersebut, memberikan buah apel
lainnya kepada Fitri dan Debby yang pada saat itu sedang bermain Tamagotchi di
pinggir kolam. Tetapi Yosua ingat sesuatu, sahabatnya yang lain belum kebagian
apel yang dipetiknya. Hanya ada 4 buah apel, sedangkan mereka ada 5. Yosua
kembali memanjat pohon apel tersebut, tetapi apel-apel lain terlalu tinggi
untuk dijangkau. Yosua yang pada saat itu embul dan unyu-unyu pun tidak bisa
menjangkaunya.
Mereka
semua berkumpul dibawah pohon apel yang rindang itu, hingga akhirnya Yosua
berkata “wahai sahabat-sahabatku sekalian, aku hanya ada sisa 1 buah apel
sedangkan Lia dan Resti belum kebagian. Apa yang harus kita lakukan ?”. Mereka
sibuk dengan pikirannya masing-masing, tetapi tidak ada satupun dari mereka
yang berbicara. Lia dan Resti pun hanya diam seribu bahasa *ciaaaa*. Satu-satunya
cara agar mereka semua bisa sama-sama memakannya adalah dengan berbagi. Ya,
BERBAGI. Seharusnya itulah yang mereka lakukan, tetapi ..
Fitri
yang sedang asyik bermain Tamagotchinya bersama Debby, lalu bilang “aku ngga
mau berbagi, ini apel punya aku. Yosua yang kasih, jadi aku ngga mau berbagi
dengan siapapun !” Debby pun berkata “betul betul betul !” *wkwkwk*. Yosua
semakin bingung, Dia sudah tidak punya apel lagi karena punyanya sudah Ia makan
sendiri *curang*. Akhirnya Yosua memberikan apel terakhir kepada Lia. Resti pundung.
Dia hanya diam, lalu pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya. Pergi ke negeri
sebrang yang jauuuh *lebih jauh dari CIBINONG* sambil berbicara dalam hatinya
“gimana bisa orang yang mengaku ‘sahabat’ tidak mau berbagi dengan sahabatnya
sendiri”. Ia lalu pulang sambil menangis.
***
1
hari berlalu, 1 minggu, 1 bulan ..
Taman
yang unyu-unyu itu terlihat sepi, bahkan saat hari libur. Mereka sudah tidak
pernah bermain bersama-sama lagi semenjak insiden “Apel Berdarah” tersebut
*wkwkwk*. Bahkan jika saling bertemu satu sama lain baik di sekolah maupun
dimana saja, mereka tidak pernah saling menyapa. Jangankan untuk sekedar
menyapa, melihatpun tidak.
1
tahun berlalu ..
Tidak
ada perubahan diantara sikap mereka. Mereka sibuk dengan teman-teman mereka
yang lain, melupakan kenangan-kenangan yang telah mereka ukir bersama-sama di
taman itu. Tidak ada satupun dari mereka yang mengunjungi taman itu lagi.
Sampai pada akhirnya, salah satu dari mereka, Lia melewati taman unyu-unyu itu.
Taman tempat mereka bermain bersama “dahulu”.
Entah
apa yang mendorongnya untuk masuk ke taman itu. Lia melihat sekeliling dan
bergumam “masih sama seperti dulu, hanya saja tidak ada ‘mereka’ disini”. Ya !
keadaan taman itu masih sama, tidak ada gerakan perubahan *nasdem*. Ayunannya
yang lapuk, pohon apelnya yang rindang dan banyak semutnya, kolamnya yang
kadang terdengar riakan air tetapi mulai kotor karna dedaunan yang jatuh dari
pohon apel ..
Setelah
lumayan lama melihat sekeliling taman, Lia mendekati ayunan yang dahulu sering
Ia naiki dengan Resti, Lia mengingat semua kenangan manis mereka disana. Lia
merindukan sahabat-sahabatnya. Ketika Lia sedang duduk di ayunan, ada yang
melemparnya dengan bongkahan apel yang lumayan membuat benjol di kepala -___-a .
Ternyata itu Yosua yang berada diatas pohon apel, beberapa waktu sebelum Lia
lewat taman itu.
Mereka
bedua mengobrol dengan canggung. “lagi ngapain disini ?”, kata Yosua. “ngga
ngapa-ngapain, cuma kebetulan lewat aja. Kamu sendiri ngapain disini ?”, tanya
Lia. “biasaaa, gelayutan. Hahaha”, kata Yosua mencairkan suasana. Mereka pun
tertawa dan mulai membicarakan soal sahabat-sahabatnya.
***
Tidak beberapa
lama Yosua dan Lia mengobrol tentang kenangan-kenangan mereka di taman itu,
seperti memiliki ikatan yang kuat, satu per satu sahabat lainnya pun datang.
Mereka merindukan sahabat-sahabatnya. Suasana masih terasa sangat canggung. Sejenak,
mereka larut dalam pikirannya masing-masing. Mungkin mereka sedang mengingat-ingat
kembali kenangan apa yang telah mereka ukir di taman itu.
Yosua
kembali angkat barbel, bicara deng. “hmm .. maaf soal apel yang waktu itu, aku akan
berusaha untuk adil dan ngga ceroboh lagi :)”. “maaf
karena aku lebih mementingkan diriku sendiri, kali ini aku akan berusaha untuk
berbagi sama orang lain :)”, kata Fitri. “aku juga minta maaf,
seharusnya aku bisa lebih peka lagi kepada sahabat-sahabatku :(”, tambah Debby. “maafkan aku karena
terlalu egois untuk menerima apel itu, seharusnya aku bisa mengambil sikap
waktu itu :(”, ucap Lia. “maafkan aku juga sahabat-sahabatku,
seharusnya aku ngga pergi waktu itu. Aku terlalu sensitif menganggap kalian
ngga peduli sama aku. Sekarang aku percaya, kalian benar-benar sosok sahabat
yang baik :)”
Beberapa
saat kemudian, mereka saling berpandangan. Mereka saling menggenggam tangan
sahabat-sahabatnya juga merangkulnya seperti saudara. Melupakan semua kejadian
yang membuat persahabatan mereka nyaris hancur.
***
Itulah
mereka, dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka. Dengan segala keegoisan
dalam diri mereka.
Dengan
kepercayaan, mereka bisa menjadi SATU. Merubah ‘Aku’ menjadi ‘Kami’. Merubah
‘Dia’ menjadi ‘Kalian’. Merubah ‘Sendiri’ menjadi ‘Bersama’ JJJ.
“Aku, Kamu, Kita .. adalah
genggaman yang saling menguatkan”
-R.W.L-
(Quote By : Unnamed from You Tube)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar